Posting ini dibuat karena permintaan
seorang teman yang ingin sekali ikut kelas Akber Salatiga tanggal 22
Desember 2013 kemarin tapi tidak bisa datang karena suatu hal. Dalam
coret-coretan kali ini bahasa yang digunakan suka-suka dan teramat
awam. Namun penulis berusaha menyampaikan informasi sesuai kelas yang
dibawakan Yulius Kurniawan, guru kelas Akber Salatiga. You've been
warned.
Baiklah, Mas Yuli membuka kelas dengan
perkenalan. Ternyata dari 27 orang yang datang, 90% belum mempunyai
reksadana.
Untuk yang belum tahu, reksadana itu
salah satu instrumen investasi, di samping saham, obligasi, emas,
properti dll. Kalau tabungan itu produk perbankan, reksadana ini
adalah produknya sekuritas meskipun kita bisa juga beli reksadana di
bank-bank tertentu, tapi sekali lagi bukan produk perbankan ya.
Bank-bank itiu hany bertindak sebagai selling agent yang bisa bantu
kita kalo mau beli produk reksadana tertentu.
Sebelum masuk kepada pembahasan
reksadana, Mas Yuli menekankan lagi akan pentingnya investasi.
Mengapa menabung saja tidak cukup? Jawabannya adalah karena ada
inflasi setiap tahun. Menabung tetap bisa dilakukan untuk keperluan
dana darurat saja namun jika kita mempunyai tujuan keuangan yang
spesifik dan ada jangka waktunya, menabung saja tidak cukup. Misalnya
kita ingin naik haji 10 tahun lagi, atau membeli rumah dan mobil
dalam beberapa tahun lagi, ini adalah contoh tujuan keuangan. Dalam
investasi selalu ada risiko dan return-nya, yang besarnya juga
menyesuaikan dengan kebutuhan kita akan dimasukkan pos mana.
Oke, mari mulai masuk ke reksadana. Oh
iya lupa taruh di depan, reksadana ini adalah salah satu bentuk
investasi tidak langsung ya, artinya kita tidak mengelola sendiri
tetapi ada manajer investasi yang mengelola. Kalau contoh investasi
langsung di antaranya saham dan emas, kita ikut mengelola langsung.
Namun meskipun ada manajer investasi kita juga harus memantau secara
berkala mengenai kinerja reksadana kita ya, karena belum tentu
manajer investasi selalu berkerja dengan baik.
Pada dasarnya reksadana dibagi menjadi
empat yaitu Reksadana Pasar Uang (RDPU), Reksadana Pendapatan Tetap
(RDPT), RD Campuran, dan RD Saham. RDPU memberikan return 5-7% per
tahun dan reksadana ini cocok digunakan untuk tujuan keuangan jangka
pendek (kurang dari satu tahun) dan tidak ada biaya penarikan
(redemption). Untuk pemula yang sedang belajar investasi, jenis
reksadana ini yang disarankan. RDPT, kalau diihat dari namanya, tetap
ada risiko meskipun “Pendapatan Tetap”, yang memberikan return
10-12% per tahunnya. Reksadana campuran adalah campuran antara RDPU,
RDPT, dan RD Saham yang return-nya 10-15% per tahun. Kalau punya
tujuan finansial jangka menengah kedua jenis reksadana ini cocok
untuk dibeli. Terakhir, reksadana saham, merupakan reksadana yang
paling sesuai jika kita mempunyai tujuan finansial jangka panjang
atau lebih dari lima tahun. Selain RDPU, akan dikenakan biaya jika
ditarik kurang dari tiga bulan.
Nah, sebenarnya pada kelas inni juga
dijelaskan bagaimana cara membeli reksadana. Namun untuk teknisnya
sepertinya tidak bisa dijelaskan via tulisan ini karena memang teknis
sekali. Hal yang harus diperhatikan adalah pertama, pastikan kita
tahu mau beli reksadana untuk apa, jangan sekedar ikut-ikutan. Kedua,
tidak harus punya uang banyak dulu untuk bisa investasi di reksadan
karena dengan Rp. 250.000,00 pun sekarang kita bisa membeli produk
ini. Ketiga, datanglah ke sekuritas untuk membeli reksadana karena
biaya lebih murah dan informasi yang didapatkan lebih lengkap. Bukan
berarti tidak boleh di bank, hanya saja jika akan membeli melalui
bank, pastikan kita benar-benar tahu apa yang mau dibeli yang
detailnya bisa dibaca di prospektus reksadana.
Untuk referensi yang bisa dibuka
mengenai contoh prospektus, dan bagaimana belajar investasi bisa
dibuka di aria.bapepam.go.id. Beberapa web yang disarankan agar tahu
ranking reksadana dan seputar investasi lainnya adalah:
- infovesta.com
- idx.go.id
- portalreksadana.com
- bapepam.go.id
Demikian reportase singkat kelas Akber
Salatiga tentang Investasi Reksadana yang dibawakan oleh Yulius
Kurniawan, CFP. Jika ada hal yang ingin dikonfirmasi lebih lanjut
silakan kirim melalui email.
“You
don't need to be a rocket scientist. Investing is not a game where
the guy with the 160 IQ beats the guy with 130 IQ." – Warren
Buffet.
nah, mbok ya tiap kali akber dirangkum di blog seperti ini.
ReplyDeletekan lebih enak bacanya :D
pinginnya juga gitu mas. tapi kebanyakan alasan nih, hehehe.. semoga bisa konsisten. aamiin..
ReplyDeleteIya setuju sama komen diatas. Konsistensi kelihatannya bukan masalah untuk seorang Fafa. ;)
ReplyDelete