Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2012

I'm (just) alone

Just because being alone, doesn't mean that we are fulled of loneliness. Paling tidak quote itu bisa sedikit menghibur. Menghibur atau alibi? Hehe. Ada masanya kita bertemu dengan sahabat setiap hari, setiap jam malah. Berbodoh bodoh bersama, menggila bersama, yang ada hanya hahaha hihihi. Kalau tidak ketemu sehari saja rasanya ada yang aneh. Pasti ada yang aneh. Dan menimbulkan prasangka yang iya iya :) But time goes on. Jarum jam tidak pernah mau berhenti (kecuali low batt :p) siang selalu membagi adil jatah "terjaga"-nya dengan malam. Lalu kesibukan menjadi alibi yang lain. Kalau sudah ada sisipan kata "sibuk", kita bisa apa sih? Ketemuan yuk|sori, aku sibuk banget nih. Eh ntar makan siang bareng aja biar sekalian ngobrol|aduh,sori lagi nggak ada waktu nih sibuk banget. Ya udah, ntar teleponan aja ya malem gitu biar udah nggak sibuk|aku capek banget karena sibuk seharian. Oh yaudah deh, kapan-kapan aja berarti ntar smsan aja|sori ya kalau aku nggak ba

Mindtuition

Kadang apa yang kita ucapkan seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan. Katanya kadang tapi sering. Yeah, because we are all just an ordinary human being integrated with all of our weakness and goodness. Yet, we always try to prove those our own words become true. Wajar. Nggak enak kan dibilang menjilat ludah sendiri. But, in some cases we have to lay our head down, mengakui bahwa kita manusia yang tidak berhak tidak mengakui kalau kita punya kelemahan. Everything has its own reason. Adakalanya kita menyadari benar kelemahan kita, tahu bahwa yang diperbuat itu sebenarnya bisa diakali. Tapi ada situasi di mana kita tidak mempunyai kekuatan untuk itu. Seperti serdadu dan narapidana. Terpenjara dalam terali besi, berusaha mendobrak kekangan, namun hanya dengan sisa-sisa senjata yang ada. Tidak mampu mencapai ekspektasi normal. And the only thing we can do is to follow our heart, intuition. Nothing wrong as long as we are holding on.

Yang di sini, yang di sana, di mana-mana

Yeah.. Akhirnya bisa lebih sering berbagi lagi. Kali ini biarkan saya mendongeng. Jadi ini adalah hari kedua saya menjalankan tugas negara a.k.a PKPA Apotek. Nah,PKPA kan ya mesti di apotek toh? Namanya aja apoteker. Tunggu dulu, sersan! Nama emang boleg apoteker, tapi skill nggak cuma bisanya di apotek dong. So first of all, kalau di minat farmasi klinik dan komunitas seperti saya, PKPA ada di tiga instansi yaitu apotek, puskesmas,dan rumah sakit. Masing-masing ada enak tidaknya sih. Itu pasti. Demikian juga dengan teman teman yang ambil minat Industri. Nah dua hari ini saya mendapat giliran di bagian peracikan. Apa saja yang harus dikerjakan? Mulai dari ngecek resep, membuat instruksi peracikan, menimbang, meracik, mengemas sampai dengan memberi etiket. Serunya melebihi dari sekedar praktikum komdis. Dan di titik ini saya benar-benar semakin merasakan bedanya teori di dalam kelas dengan praktek langsung di lapangan. Betapa ilmu kita yang berpuluh puluh sks itu tidak akan berguna

a simply little thing

Tidak semua yang dipikirkan benar. Tidak semua yang benar dipikirkan. Tidak semua yang benar benar-benar dipikirkan. Tidak semua yang dipikirkan benar-benar benar. Tidak semua pikiran benar. Tidak semua yang benar adalah yang dipikirkan. Kapan bisa benar-benar berpikir? Kapan bisa berpikir benar? Untuk apa bisa berpikir untuk benar-benar menjadi benar?

Reality comes, Heart overcomes

Akhirnya sampai juga di titik ini. Point of no return karena memang hanya kurang satu alinea untuk menyempurnakan tahapan akademis profesi apoteker. Saya bilang akhir tahapan akademis dan bukan akhir perjalanan lho ya. Why? Karena sesungguhnya saya, kami dalam hal ini baru saja akan menceburkan diri ke kawah candradimuka. Mereka para pengelola program profesi menyebutnya PKPA. Atau bahasa rakyatnya ya internship. Sudah sama saja dengan magang. Dan akhirnya besok adalah 3 Februari 2012. Tanggal untuk saya mengaplikasikan ilmu Compounding Dispensing; Farmasetika; dan Interaksi Obat. Yup,giliran pertama adalah Pos Peracikan. Tuhan tolong aku ku tak dapat menahan rasa di dada. Iya,saya memang sudah pernah praktikum farmasetika selama 2 semester, compounding dispensing 1 semester, jadi asisten farmasetika selama 3 semester. Tapi tapi tapi, besok itu yang akan saya buatkan obat adalah manusia asli, punya nyawa, dan berharap penyakitnya sembuh setelah minum obat yang saya racik. Sedangkan