Beberapa hari yang lalu dunia
menetapkan tanggal 5 Desember sebagai International Volunteer Day.
Pada hari itu banyak sekali gerakan-gerakan sosial di sosmed
mengucapkan terima kasih kepada para relawannya. Banyak juga yang
lalu mengabadikan dalam tulisan . Saya, walaupun ikut kegiatan
volunteering juga, belum tergerak saat itu untuk melakukan hal yang
sama. Belum ada ide sih tepatnya, hehehe.
Saya sendiri enam bulan terakhir ini
tercatat sebagai salah satu relawan di gerakan sosial Akademi Berbagi
Salatiga. Sebenarnya gerakan ini sudah ada di Salatiga selama satu
tahun namun saya baru bergabung sebagai relawan sejak enam bulan
lalu. Untuk info lebih lanjut sila buka www.akademiberbagi.org.
Kalau ditanya alasan mengapa mau
menjadi relawan saya sering bingung menjawabnya. Banyak sekali orang
yang mempertanyakan kegiatan volunteering semacam ini karena memang
benar-benar kegiatan sukarela atau non-profit. Tidak sedikit lho
orang yang sinis dan skeptis terhadap kegiatan volunteering dalam hal
ini Akademi Berbagi (saya singkat Akber). Ketika banyak orang yang
berkata: “Ngapain kamu buang-buang waktu kayak gitu cuma buat omong
kosong?”, “Halah, kebanyakan teori kamu, prakteknya aja deh”,
well, setiap orang punya pendapat dan terserah juga sih mereka
mau bilang apa. Dan terkadang kendala datang bukan dari orang-orang
yang tidak kita kenal namun dari orang-orang dekat yang tahu
keseharian kita. Masuk akal juga karena memang mereka yang
memperhatikan kita sehari-harinya.
Meskipun demikian, setiap hal selalu
ada suka dan duka. Dukanya dulu deh. Mengingat ini adalah kegiatan
volunteer, waktu yang seringkali menjadi kendala karena tidak pasti
dan menyita “jatah” kita untuk kumpul bersama keluarga dan/atau
teman. Apalagi seringnya kelas diadakan di akhir pekan. Tapi
percayalah, rasa bersalah akan selalu ada ketika saya harus memilih
salah satunya (beneran, saya kan bukan batu). Kalau sudah
begini, prioritas adalah cara terbaik untuk memutuskan. Prioritas
tidak selalu jatuh ke Akber, for your information.
Sukanya? Tentu saja saya bisa mendapat
banyak ilmu karena saya tidak sendirian menjadi relawan. Kegiatan
“ngobrol” dengan para relawan bukanlah kegiatan omong kosong.
Bagi saya, setiap kelas Akber adalah obat yang tidak ada gantinya.
Seperti jika kamu bela-belain main play station atau game
online berjam-jam, atau menyempatkan main futsal malam hari
setelah lelah kerja seharian, tidak akan terganti. It's priceless.
Demikian juga saya. Kebahagiaan saya adalah setiap kelas Akber
diadakan. Ada perasaan lega dan “kembali waras” setelah ikut
kelas Akber. Tanya kenapa? Saya nggak tahu. Sama saja jika saya
ditanya mengapa suka nonton voli padahal panas banget dan kadang hujan deras? Saya akan jawab “tidak tahu”. Saya suka mengerjakannya.
To whom it may concern: menjadi
volunteer di Akber adalah momen badai endorfin saya. Dan ini mungkin
satu-satunya cara agar terjadi badai endorfin dalam tubuh saya saat
ini. Terima kasih sudah mengerti.
Then, ask me why I volunteer? I don't
even know. I just love doing it.
“Service to others is
the rent you pay for your room here on Earth” – Muhammad Ali.
Comments
Post a Comment